TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggelar tiga pertemuan politik seusai mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka bertemu dua organisasi massa Islam terbesar, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), serta Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam rentang waktu kurang dari sepekan.
Baca: Sandiaga Klaim Siap Hadapi Data-data Ekonomi dari Kubu Jokowi
Berikut tiga pertemuan yang dilakukan Prabowo-Sandiaga berdasarkan urutan waktu, setelah mendaftar ke KPU pada 10 Agustus lalu.
1. Prabowo-Sandiaga Bertemu Muhammadiyah
Prabowo-Sandiaga mendatangi kantor Pusat Dewan Dakwah Muhammadiyah pada Senin malam, 13 Agustus 2018. Dikabarkan Prabowo-Sandiaga bertemu langsung dengan Ketua Umum Dewan Dakwah Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Kepada awak media yang menunggu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo mengatakan, dirinya banyak bertukar pandangan dalam pertemuan itu. "Kami bertukar pandangan, banyak pandangan sama, ada kesadaran arah perkembangan ekonomi," kata Prabowo.
Baca: Tim Pemenangan Prabowo - Sandiaga Akan Fokus Isu Ekonomi
Prabowo juga menyampaikan dirinya meminta Muhammadiyah untuk membuka pintu untuknya agar dapat melakukan kajian ilmiah bersama. "Supaya bangsa ini bisa maju berdasarkan fakta, bukan selera," kata dia.
Sementara itu, Sandiaga sempat menyatakan bahwa ada beberapa pengurus Muhammadiyah tertarik untuk bergabung menjadi tim suksesnya. Ia mengatakan timnya masih akan memilih nama-nama orang tersebut. "Akan digodok di tim yang digawangi para sekjen," kata dia.
Ketua Umum Dewan Dakwah Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, ia menitipkan enam pesan kepada Prabowo-Sandiaga. Pertama, Haedar meminta kebijakan pemerintah jangan ada yang bertentangan dengan nilai dasar. Menurut Haedar nilai dasar tersebut adalah agama, Pancasila dan kebudayaan.
Kedua, Haedar meminta Prabowo-Sandiaga untuk menegakkan kedaulatan negara melalui kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat. Ketiga, ia meminta keduanya untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi secara progresif. "Khususnya dalam menghadapi kelompok kecil yang menguasai ekonomi," kata Haedar.
Keempat, Haedar meminta mereka melakukan rekonstruksi pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia. Kelima, Muhammadiya meminta Prabowo dan Sandiaga untuk melakukan reformasi birokrasi, termasuk mengenai pemberantasan korupsi.
Poin terakhir, Haedar meminta Prabowo dan Sandiaga melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk melindungi kepentingan dalam negeri. Menurut dia, Indonesia merupakan negara Islam terbesar sehingga memiliki kekuatan stategis di dunia Islam.